Oleh : Moh Mukid
Minggu, 18 Oktober 2020
CAHAYA PESANTREN UNTUK NEGERI
Gesekan sendal mengais aspal penuh irama
Sesekali berdesah, berbisik mengantarkan
riwayat cintanya
Alunan bunyi terdengar sampai amper istana
Nampak wajah sang pemilik begitu berseri
Sisa air wudhu' selalu membekas di wajahnya
Waktu terus berputar
Langit pun masih gelap gulita
Di langgar sana, suara itu terus menggema
Suara dzikir para penghuni surga
Memohon, meminta secercah harap yang cerah tuk bekal akhirat kelak
Di gubuk suci ini kami mengabdi
tentang kerelaan hati
Patuh, taat dan hormat kepada Kyai
Tampa takut dan gugup yang membara
Bangsa besar telah lahir
Dari cucuran cahaya pesantren
Menembus zaman hingga pembebasan
Tak berhenti bersama realisasi untuk terus mengaji
Memperjuangkan agama dan negeri.
0 Komentar